Jumat, 03 Maret 2017

Petik Ketiga: Rembulan Tenggelam di Wajahmu

Petik lain yang merantai pengingat,


Rembulan Tenggelam di Wajahmu, Tereliye
Setiap orang menjadi sebab bagi garis hidup orang lain.

Orang akan bersyukur bila menyadari semua hal yang terjadi adalah bermanfaat.

Hidup manusia bagai titik hujan deras, taka da yang peduli dengan tiap butirnya. Namun ternyata Allah peduli.

Kebaikan bisa mengubah takdir.

Tukar rasa sakit karena aniaya yang sementara dengan yang lebih abadi, yaitu pemahaman dan penerimaan tulus dari rasa sakit itu sendiri.

Tidak semua hal bisa diselesaikan dengan menyalahkan lalu membalas.

Apa hidup ini adil? Pertanyaan yang sulit karena terlalu banyak jawabannya.

Jangan jadikan kesalahan orang lain sebagai pembenaran atas tingkah laku keliru kita.

Aku ingin kau ikhlas dengan semua yang ku lakukan untukmu, kau ridha.

Lihat kepergian seseorang dari sisi yang pergi, bukan kita yang ditinggalkan.

Kadang tempat teraman adalah tempat yang paling berbahaya.

Dalam hidup, lebih baik menjadi bodoh daripada terlalu pintar hingga tidak berani mengambil keputusan yang beresiko.

Hidup orang yang gila dunia ibarat pemahat yang ambisius menghias dindingnya. Hidup orang yang rendah hati selalu merasa cukup ibarat pemahat yang bijka menghaluskan dinding hingga sehalus cermin dan terlihat lebih indah dari dinding pemahat yang ambisius.

Kadang kesunyian bisa membunuh.

Lihat ke atas saat kau putus asa, agar kau semangat. Lihatlah ke bawah saat kau berpuas diri agar kau bersyukur.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar