Menulis adalah berusaha menjadi jujur. Membersihkan diri dari hasrat
ingin dipuji, melecut diri dari takut jika dicaci. Saya belajar. Kita semua
belajar. Menghilangkan tinggi di dalam hati.
Bismillah.
22 Oktober 2013 di Lapangan Upacara SMA Negeri 2 Yogyakarta. Hari yang
menyenangkan untuk mencuri ilmu dari kakak alumni yang menginspirasi, Kak Anies
Baswedan.
Ada tiga hal yang harus kita asah sungguh- sungguh sebagai anak muda: Kemampuan
menulis, memimpin, dan berbahasa internasional. Latihan menulis adalah kunci
kompetisi masa depan. Belajarlah bahasa internasional. Latihlah jiwa
kepemimpinan, seorang pemimpin yang baik adalah yang pikiran, ucapan, dan
tindakannya benar serta pantas diikuti orang.
Tips mengatasi perasaan labil atau galau dari Kak Anies, tulislah
kekhawatiranmu (lebih baik dalam buku pribadi agar privasi dan kelabilan kita tidak
menyebar :)), baca lagi besok, pasti kekhawatiranmu sudah tidak relevan.
Nasihat Kak Anies tentang management waktu: Jalani saja, mengatur waktu
tidak ada rumusnya. Jika ada perasaan bersalah, pasti ada yang tidak seimbang.
(Nah point pentingnya adalah keseimbangan porsi waktu kita, baik untuk
akademik, organisasi, keluarga, masyarakat, dll).
Terkait mimpi, Beliau berpesan: Taruh mimpi kita di tempat yang tinggi.
Tulislah dan lampauilah mimpi anda, karena anak muda menulis masa depan. Jangan
terbang jika dipuji, dan jangan tumbang jika dicaci.
Menurut Kak Anies, mimpi yang tertulis itu penting. Ada pesan dari
beliau untuk menulis CV yang ingin kita capai 20 tahun yang akan datang.
Capailah target itu, dan kenanglah di sekolah. Karena kepayahan kita saat
bekerja keras adalah menyenangkan untuk dikenang.
Menulis hal yang baik untuk belajar menjadi lebih baik. Semoga kita
semua belajar.